Minggu, 13 Juni 2010

Tips Berbicara Pada Buah Hati


Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita. Dan bukan hal yang mudah bagi kita untuk mendidik mereka. Menjadikannya anak-anak yang sholeh dan sholehah yang bisa menjadi penyejuk bagi keluarga dan umat.Oleh karena itu, sisi komunikasi antara orang tua dan anak harus benar-benar dibangun sejak dini,agar kita bisa menjadi tempat "curhat" pertama mereka dalam menjalani kehidupannya.

Berkomunikasi dengan buah hati, merupakan pekerjaan yang susah-susah gampang. Agar tidak salah dalam mengungkapan kata-kata kepada anak, ikuti lima panduan ringan berbicara kepada anak berikut ini.

Anda pasti akan terkejut jika mengetahui seberapa besar kekuatan yang Anda gunakan dalam berkata-kata. Kata-kata yang Anda pilih ketika berbicara atau menegur anak-anak dapat berdampak besar terhadap mereka, sekalipun Anda pikir mereka tidak mendengarnya.
Cara Anda mengungkapkan kalimat permintaan, merespon, atau memberi pujian, dapat mengilhami mereka untuk bisa lebih bekerja sama dan percaya diri, atau justru meninggalkan kesan buruk dan sakit hati pada diri mereka.

Chick Moorman, seorang guru dari Merill, Michigan, Amerika Serikat, dan ayah dari empat orang anak, memberi beberapa saran mengenai keterampilan berbicara bagi para orangtua terhadap anak-anak, di beberapa seminarnya di berbagai negara.

Di dalam pendahuluan bukunya yang berjudul Parent Talk: How to talk to Children in Language That Builds Self-Esteem and Encourages Responsibility, Chick mengatakan, hal-hal yang dapat merusak suasana antara orangtua dan anak sering kali berawal dari kata-kata yang meluncur dari mulut orangtua. "Namun beberapa kalimat juga dapat membantu Anda (orangtua) untuk semakin mendekatkan hubungannya dengan anak."

Di bawah ini ada beberapa kalimat kunci yang dapat diingat, digunakan, atau justru sebaiknya Anda abaikan saja.

5 Hal baik yang sebaiknya Anda katakan:
1. "Buatlah pilihan, Sayang."
Kalimat ini dapat digunakan saat Anda meminta anak untuk melakukan atau menghentikan tindakan tertentu. Dengan begitu, dia akan dengan segera melakukan apa yang Anda minta dengan rasa tanggungjawab penuh. Misalnya, saat anak sedang bermain dengan teman-temannya di rumah, katakan, "Sayang, jangan ribut ya, mainnya!" atau "Pindah main di luar saja ya!"

Jika dalam waktu lima menit mereka masih tetap main di dalam dan ribut, Anda dapat melanjutkan menegurnya dengan, "Mama pikir kamu lebih suka main di luar, deh, Sayang." Ungkapan-ungkapan ini tak hanya mengajarkan anak mengenai sebab dan akibat dari suatu kasus, misalnya menimbulkan keributan. Namun, ungkapan ini juga dapat menghindarkan Anda dari tindakan kekerasan terhadap anak. Sehingga, anak dapat segera mengerti akan konsekuensi yang harus diambilnya.

2. "Mama sayang kamu, tapi mama tidak suka sikapmu."
Jika Anda ingin menerapkan disiplin kepada anak, Anda perlu untuk membedakan antara perbuatan dan pelaku yang berbuat. Sehingga dia dapat mengerti, Anda tidak menyukai tingkah lakunya yang buruk dan bukan berarti Anda membuat tuduhan jika dirinyalah yang buruk.

Katakan pada anak, Anda sangat sayang padanya tanpa harus meninggalkan penerapan kedisiplinan padanya. Ungkapan sayang akan membuat Anda tetap tenang tanpa perlu membentaknya, sehingga Anda tak perlu memberinya hukuman.

3. "Janji sama Mama ya."
Jika anak melakukan sesuatu yang mengganggu ketenangan Anda, misalnya saat makan dia selalu bercakap-cakap atau mengacak-acak isi piringnya, tanyakan langsung, kenapa selalu bercakap-cakap saat makan. Buatlah kesepakatan dengannya untuk bercakap-cakap sebelum atau sesudah makan saja, agar dia mau melahap makanannya tanpa mengacak-acaknya lagi. Berikan alasan yang masuk akal, jelas, dan sederhana mengapa Anda tidak setuju dengan tingkahnya itu.

4. "Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"
Jika sedang kesal, biasanya anak-anak sering mengatakan sesuatu dengan keras dan sekenanya, bahkan terkadang kasar. Misalnya, saat bertengkar dengan teman sebayanya. Pada kondisi ini, Anda dapat membantunya dengan menggali lebih dalam dan bertanya, kenapa dia sampai sebegitu marah dan kesal kepada temannya. Bertanyalah dengan lembut padanya, seperti, "Apakah temanmu mengatakan sesuatu yang mengganggu?" Bicaralah dari hati ke hati. Dengan demikian, dia akan lebih tenang dan belajar untuk lebih sabar menghadapi teman-temannya.

5. "Setiap orang punya keperluan berbeda."
Jika sekali waktu anak Anda mengatakan dengan keras kata-kata, "Mama enggak adil!", sudah saatnya Anda membuatnya mengerti mengapa setiap orang, meski dalam satu keluarga, tidak bisa mendapatkan hal yang sama. Anda dapat sedikit demi sedikit menjelaskan padanya apa arti kata "adil" padanya. Misalnya, "Kakakmu mendapatkan sesuatu yang memang dibutuhkannya, Sayang." Kalimat ini bisa mengajarkan pada anak agar tidak menjadi manja. Dengan kata lain, jika salah seorang anak membutuhkan sepatu, bukan berarti seluruh anak Anda dibelikan sepatu. Jika salah satu anak Anda batuk, apakah semua anak Anda lantas diberi obat? Tentu tidak, kan.

5 Kalimat yang Perlu Dihindari:
1. "Kamu, kan, sudah gede!"
Anak Anda masih berusia 6 tahun, lalu menangis karena tidak mendapatkan apa yang ia mau atau dia berusia 4 tahun dan tidak mau diam saat duduk. Sebenarnya, mereka bertingkah layaknya anak seusianya dan itu wajar saja. Banyak orangtua menginginkan anaknya bersikap seperti orang dewasa di usianya yang masih tergolong kecil, dengan menuntutnya bersikap selalu manis dan tenang. Pada kenyataannya, perubahan sikap dilalui anak-anak secara bertahap.

Sikap keras kepala, cengeng, rewel, atau banyak permintaan adalah sikap wajar anak yang sedang tumbuh. Dengan sendirinya ia bisa bersikap lebih dewasa sesuai perkembangan usianya. Memang, banyak orangtua kewalahan dengan sikap 'kekanakan' anak mereka. Namun ada baiknya Anda berusaha lebih mengerti diri anak dengan menyatakan, "Mama tahu kamu sangat menginginkan mainan itu, tapi mainan yang lama, kan, masih bagus-bagus Sayang."

2. "Mama cuma bercanda kok!"
Mengungkapkan lelucon kepada anak bisa semakin mendekatkan diri Anda dengannya dan ini merupakan usaha yang cukup baik. Namun, adakalanya beberapa orangtua "menggoda" anaknya dengan mengungkapkan lelucon yang menyinggung perasaannya seperti, "Jangan duduk di kursi itu. Kamu, kan, gendut, nanti patah lho!" Meski kata-kata itu diungkapkan dengan nada bercanda, akan terasa 'menyakitkan', terutama bagi anak yang sedang beranjak remaja. Sebagai orangtua, selayaknya memberikan dukungan dan kasih sayang padanya dengan cara yang lebih dewasa. Tidak perlu memaksa diri untuk lucu di depan anak-anak.

3. "Lihat tuh, kakakmu!"
Membandingkan beberapa anak di keluarga akan membuat dirinya merasa tidak berharga dan selalu di-anak tiri-kan. Ungkapan di atas tidak efektif untuk mengubah sikapnya yang buruk agar bisa sebaik kakaknya. Ungkapan ini hanya akan membuatnya rendah diri dan tidak pede. Bahkan, anak Anda akan semakin mengukuhkan dirinya memang berbeda dengan kakaknya, yang dinilai lebih baik itu. Sebagai orangtua, Anda seharusnya bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan anak. Besarkan hatinya jika anak Anda kurang mampu dalam melakukan sesuatu hal.

4. "Mama bilang jangan lari! Ingin jatuh, ya?"
Kesan dari ungkapan ini tampaknya memang Anda sangat perhatian pada anak dan berusaha untuk menjaganya agar tidak jatuh. Namun, makna yang terkandung dalam ungkapan itu seolah-olah Anda benar-benar menginginkan dia jatuh untuk memberinya pelajaran. Sebaliknya, dekati anak dan tegurlah dengan lembut, "Kalau ingin lari, kencangkan dulu tali sepatunya, Sayang, supaya enggak terjatuh." Semakin Anda 'meradang', semakin dia ingin menunjukkan dirinya tak akan terjatuh meski berlari kencang.

5. "Kamu dengar Mama tidak?"
Kata-kata yang sering diucapkan dengan bentakan ini mengandung tuhuhan terselubung terhadap diri anak Anda. Jika anak tampak belum merespon apa yang Anda inginkan, misalnya segera berganti pakaian sepulang sekolah, Anda dapat mengulangi pertanyaan dalam bentuk ungkapan yang lain. "Kamu tidak mau, kan, badanmu bau karena tidak ganti pakaian?" Usahakan agar tidak membentak jika anak belum juga beranjak dari tempatnya sebagai respons permintaan Anda. Cukup beri peringatan, "Mama ulangi sekali lagi ya, Sayang. Kalau kamu tidak juga ganti pakaian, terpaksa tidak boleh main."

Semoga kita bisa orang tua teladan bagi anak-anak kita. amin.

Sumber dari; http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=15738,5 tips berbicara pada buah hati, diakses tanggal 14 Juni 2010.

Rabu, 09 Juni 2010

Kunci dan Pintu Surga



A.Kunci Surga

Surga…betapa setiap manusia merindukannya. Tapi bukan hal yang mudah untuk bisa menjadi penghuninya. Karena tanpa kita tahu kuncinya, kita tidak bisa membuka dan memasukinya.Apa yang menjadi kunci surga itu? Bagaimana kita bisa mendapatkannya?

Kunci surga tentu bukan kunci seperti yang kita bayangkan. Menurut banyak ulama, yang dimaksud dengan kunci surga adalah pernyataan dua kalimat syahadat dari seorang anak manusia. Yang dengan dua kalimat syahadat itu, dia berhak untuk masuk surga.Jadi kunci itu berupa ikrar dan keyakinan di dalam hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan utusan Allah.

Tetapi Tidak cukup bahwa seseorang itu bertuhan, atau mengaku percaya pada tuhan. Atau sekedar mengakui bahwa alam semesta itu punya pencipta. Atau sekedar mengakui adanya Causa Prima, penyebab dari segala.Tidak cukup seseorang hanya bertuhan kepada Allah SWT, sementara dia masih saja menuhankan benda-benda lain seperti kuburan, keramat, orang sakti, keris, arwah nenek moyang dan seterusnya.Inti dari kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah adalah bahwa seseorang tidak mengakui adanya segala macam tuhan dalam arti yang seluas-luasnya, kecuali hanya Allah saja.Yang kedua dari konsep syahadat adalah bahwa seseorang tidak cukup hanya kagum dan memuji seorang Muhammad SAW. Tetapi harus mengakui bahwa Muhammad SAW itu adalah seorang manusia yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dan isi wahyu itu adalah sebuah aturan hidup yang harus dijadikan sebagai the way of life.Tanpa keyakinan atas esensi syahadatain, maka surga tidak bisa dimasuki oleh siapa pun, karena kunci surga adalah syahadatain.

Seperti yang di jelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu Umar ibnul-Khaththab berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang di antara kalian yang setelah berwudhu dengan sempurna lalu membaca Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa Rasuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus rasul utusan-Nya), niscaya dibukakan untuknya kedelapan pintu surga. la bisa masuk dari pintu yang mana pun yang ia inginkan.“. ( HR Muslim).

B.Pintu-Pintu Surga

Di dalam surga juga ada pintu-pintu sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem surat Az-Zumar; 73 yang artinya “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan, sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."(QS. Az-zumar: 73).Sedangkan di dalam hadits shahih Bukhari disebutkan bahwa jumlah pintunya ada 8 buah.Dari Sahal bin Saad ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Di surga ada 8 pintu. salah satunya pintu yang disebut Ar-Rayyan yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa" (HR Bukhari).

Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan An Majah meriwayatkan dari Abdullah bin Abdul Karim, dari Hisyam bin Khalid, dari Khalid bin Yazid bin Abu Malik, dari ayahnya, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Pada malam aku di-israkan, aku melihat tulisan pada sebuah pintu surga, ‘Satu sedekah dibalas sepuluh kali lipat, dan satu piutang dibalas delapan belas kali lipat.’ Aku bertanya kepada Jibril, “Kenapa memberikan utang itu lebih utama daripada bersedekah?” Jibril menjawab, ‘Karena orang yang meminta itu bisa jadi ia sudah punya. Tetapi, orang yang mengajukan utang itu pasti karena sangat membutuhkan”.

Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap orang akan diseru dari pintu-pintu tersebut?” Beliau menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk di antara mereka”.

Pintu surga dibedakan berdasarkan amal kebajikan tiap manusia Masing-masing pintu dikhususkan buat orang-orang yang mengamalkan jenis ketaatan tertentu dengan kualitas yang baik. Tentunya setelah orang itu punya kunci surga dan pahalanya tidak dikurangi dengan banyaknya dosa yang harus ditebusnya.

Ibnul Jauzi meriwayatkan bahwa ke delapan pintu surga yang disediakan bagi hamba-hamba yang takwa ini adalah pintu Shalat, pintu Puasa ( pintu ar-Rayyan ), pintu Zakat dan Sedekah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu Jihad, pintu Silaturahim dan pintu Wudhu.

Namun ada ulama yang berpendapat pintu surga lebih dari 8 bila ditambah dengan pintu tobat atau pintu Muhammad. Pintu yang terkenal dengan sebutan pintu Rahmat ini khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang pandai menahan amarah. Disamping itu ada pula ulama yang berpendapat akan adanya pintu Shalat Dhuha.

C.Derajat Surga

Surga itu punya beberapa derajat, yang paling tinggi adalah surga Firdaus Al-A''la. Posisinya ada di bawah Arsy Ar-Rahman. Dari surga Firdaus itu keluar mengalir sungai-sungai surga besar yang empat, yaitu sungai susu, sungai madu, sungai khamar dan sungai air.Al-Firdaus ini adalah tempat untuk nabi Muhammad SAW nanti, serta orang-orang yang mendapatkan syafaat dari beliau.Derajat yang dibawahnya adalah surga ''Illiyyin, yaitu untuk para nabi dan para syuhada''. Termasuk juga orang-orang yang shabar dari bala'' dan penyakit dan orang-orang yang mencintai di jalan Allah.
Demikian sekilas tentang informasi surga, semoga kita semua bisa menjadi penduduknya nanti, amin.

Referensi,

http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1175660419, Kunci Surga,ustadz Sarwat, diakses 10 Juni 2010

http://www.muhlis-apt.com/pintupintusorga.html , Pintu-pintu Sorga,Muhammad Muhlis, , Apt,Sp.F.R.S, diakses 10 Juni 2010

http://vienmuhadi.com/2009/02/18/mengenal-sedikit-tentang-surga/, Pintu-Pintu Surga Vien AM, diakses 10 Juni 2010

Selasa, 01 Juni 2010

Management Hati

Dalam rangka menata hati, marilah kita ingat kembali ada sebuah nasihat mulia yang diterangkan dalam sebuah hadits; pada suatu ketika datanglah seseorang kepada Ibnu Mas’ud r.a, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasihat. Wahai Ibnu Mas’ud, “ujarnya“ "berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram.Jiwaku gelisah dan pikiran pun serasa kusut, makan tak enak, tidur pun tidak nyenyak.” Mendengar hal itu, Ibnu Mas’ud kemudian menasehatinya “Kalau penyakit seperti itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, kau baca Al Qur’an atau dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya; atau pergilah ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, kemudian berkhalwatlah untuk menyembah-Nya, misalnya di tengah malam buta, ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, memohon ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati kepada-Nya. Seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai itu bukanlah hatimu.

Begitupun dalam sebuah hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:
"Sesungguhnya di dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Jika baik daging itu, baiklah manusia. Jika jahat daging itu jahatlah manusia. Ketahuilah, itulah hati." (Riwayat Bukhari dan muslim) dan lebih tegas lagi dalam Al Quran Allah Berfirman: "Beruntunglah orang yang membersihkan hatinya dan rugilah siapa yang mengotorinya. " (Asy - Syams: 9)"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman ). Dan dia ingat nama tuhannya lalu dia sembahyang." (Al - A'la: 14 - 15)"Pada hari itu, tidak berguna lagi harta anak-anak. Kecuali mereka yang pergi menghadap Allah membawa hati yang selamat." (Asy - Syuara: 88-89).

Dari beberapa firman Allah dan Hadits di atas dapat dipahami bahwa, hati memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai hamba Allah, yang sesungguhnya kalau kita menyadari kita ini tidak berarti apa-apa dihadapan Allah. Kita ini miskin tanpa kekayaan dariNya, kita ini bodoh tanpa ilmu dariNya, kita ini sesat tanpa taufik dan hidayahNya.Oleh karenanya seperti yang disebutkan dalam hadits tadi, benar bahwa dalam diri manusia ada segumpal daging yaitu hati, jika hatinya baik maka baiklah manusia dan jika hatinya jahat maka jahatlah manusia itu.

Permasalahannya adalah bagaimana kita bisa menjaga hati itu supaya tetap dalam “koridor” yang benar dan tepat. Mengatur hati adalah pekerjaan yang sulit. Tapi hati adalah kunci kehidupan manusia. Hati yang ikhlas tercermin dari sikap dan tingkah laku manusia terhadap sesama, tidak ada emosi, iri hati, rasa jengkel, dan amarah, apapun yang dihadapi.

Jikalau hati kita bersih, Insya Allah pikiranpun menjadi semakin jernih ,raut muka akan lebih indah bercahaya tutur kata pun akan jauh terjaga. Jikalau hati semakin bening, pribadipun akan menjadi indah, kebahagiannya benar-benar terasa setiap saat dalam situasi apapun, akhlaq menjadi menawan, orang-orangpun akan merasakan bagai cahaya matahari yang selalu dirindukan kehadirannya yang bisa menumbuhkan bibit-bibit menyegarkan yang layu.

Hati yang tertata inilah yang membuat hidup kita jauh lebih indah dibanding sehebat apapun kedudukan, harta gelar pangkat dan jabatan yang kita miliki karena memang hidup seseorang tergantung hati nuraninya, manajemen qolbu akan menata hati nurani kita, sekecil apapun potensi, akan bangkit menjadi suatu yang optimal hasilnya baik untuk dunia maupun akherat dan sebesar apapun potensi buruk, akan kita tahan dan kita tekan sehinga tidak muncul keburukan yang akan membuat kita terhina nista rugi dunia dan akherat.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menata hati kita agar senantiasa terjaga :
1.Muhasabah (introspeksi dan koreksi diri ) (QS 45:23)
2.Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan ambisi
"Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang yaitu orang yg diberi harta oleh Alloh kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yg benar dan orang yg diberi hikmah oleh Alloh kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya". (HR. Bukhari)
3.Menjauhkan diri dari sifat amarah dan keras hati ( padamkan dengan wudhu) (QS 3:133-134, 7:201)
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin : Iblis pernah berkata: "Jika manusia keras hati maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yg membalik bola."
4.Menumbuhkan sifat pemaaf (QS 7:199 )
"Bertakwalah kepada Alloh dimana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut dan pergaulilah manusia dengan akhlak yg baik." (HR Hakim & At Tirmidzi)
5.Husnudzan (QS 49:12)
6.Menumbuhkan sikap ikhlas (QS 98:5)
7.Senantiasa bersabar ketika diuji dengan musibah dan selalu bersyukur atas semua anugrahNya.QS.14;7

Tidak ada kata terlambat untuk kita terus menata hati, mengutip pepatah Aa Gym yaitu 3M, mulailah dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang.Terus mencoba berdamai dengan hati untuk menata hidup yang lebih indah, di dunia dan akhirat kelak.amin.

REFERENSI
Judul : Manajemen hati.
Alamat : http://my.opera.com/Hendrinuzwar/blog/show.dml/4673481
Penulis : Hendri Nuzwar
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul : Manajemen Hati
Alamat : http://melatisidhi.blogspot.com/2004/09/manajemen-hati.html
Penulis : Hardiyanto Sidhi
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul : Managemen Qolbu
Alamat : http://tiwiexs.tripod.com/id6.html
Penulis : Mikha
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul :Manajemen Sakit Hati
Alamat : http://aslamiyah.cybermq.com/post/detail/852/manajemen-sakit-hati
Penulis : Aslamiyah
Tanggal akses : 1 Juni 2010