Jumat, 29 Oktober 2010

Hati yang sakit....

10 Pertanda Hati yang Sakit :

1. Kita mempercayai Allah SWT namun kita tidak mematuhi perintah-Nya.
2. Kita mengatakan bahwa kita cinta Rasulullah SAW namun kita tidak mengikuti sunnah Beliau.
3. Kita membaca Al-Qur'an namun kita tidak mempraktekkan nilai-nilai didalamnya.
4. Kita menikmati semua pemberian Allah SWT namun kita tidak mensyukurinya.
5. Kita tahu bahwa setan adalah musuh kita namun kita tidak melawannya.
6. Kita ingin masuk surga namun kita tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memasukinya.
7. Kita tidak ingin dilempar dalam api neraka namun kita tidak berusaha dengan sungguh untuk menghindarinya (misal dengan berbuat baik).
8. Kita percaya bahwa tiap makhluk hidup pasti akan mati namun kita tidak pernah menyiapkan diri menghadapi kematian tersebut.
9. Kita sibuk bergosip membicarakan orang lain dan mencari tahu kekurangan mereka namun kita lupa akan kesalahan dan kekurangan kita sendiri.
10. Kita ikut menguburkan yang mati namun kita tidak mengambil pelajaran dari yang sudah mati itu.

TARBIYAH DZATIYAH

A.DEFINISI

- Adalah sejumlah sarana tarbiyah yang diberikan orang muslim/muslimah untuk membentuk kepribadian islami yang sempurna diseluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial dsb dan naik tinggi ke tingkatan kesempurnaan manusia.
- Dengan kata lain adalah tarbiyah/pembinaan seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.
- Setara dengan tarbiyah jamaiyah (kolektif) atau forum-forum umum.

B.URGENSI

1.Menjaga diri mesti didulukan daripada menjaga orang lain
- Attahrim ayat 6 ; ”Hai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu”
- Arti menjaga diri: a. Mewajibkannya mengerjakan perintah Allah
b. Menjauhi laranganNya
c. Bertaubat dari apa yang dimurkai Allah dan mendatangkan siksa
2. Jika anda tidak mentarbiyah diri anda, siapa yang mentarbiyah anda
- Setelah kita berusia dewasa, siapa yang akan mentarbiyah kita, kalau tidak kita sendiri???
3. Hisab kelak bersifat individual
- Surat Maryam;95 : ” Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”
- Barang siapa mentarbiyah dirinya, insyaAllah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa dengan rahmat Allah Taala.
4. Tarbiyah Dzatiyah lebuh mampu mengadakan perubahan
- Karena manusia lebih tahu akan dirinya dan rahasianya.
5. Tarbiyah Dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqomah
- Perumpamaan tarbiyag dzatiyah adalah seperti pohon yang jika akarnya menancap kuat di bumi, maka pohon tersebut tetap kokoh kendati terkena angin dan badai.
6. Sarana dakwah yang paling kuat
- Sarana untuk menjadi qudwah (panutan) melalui tarbiyah Dzatiyah
7. Cara yang benar untuk memperbaiki realitas yang ada
- Jika dilakukan setiap orang dengan maksimal, syumul(universal) dan seimbang akan menghasilkan individu yang baik----keluarga yang baik----masyarakat dengan sendirinya menjadi baik dan realitas umat menjadi baik secara total sedikit demi sedikit.
8. Karena keistimewaan tarbiyah Dzatiyah
- Mudah diaplikasikan
- sarananya banyak
- ada terus pada orang muslim disetiap waktu, kondisi dan tempat.

C. SEBAB-SEBAB KETIDAKPEDULIAN KEPADA TARBIYAH DZATIYAH
1.Minimnya ilmu
-minimnya pengetahuan tentang keutamaan amal-amal shalih dan pahalanya yang besar.
-Minimnya pengetahuan kepada hasil-hasil positif bagi diri dan kehidupan di dunia dan akhirat dan ketidaktahuan kepada permusuhan setan yang tidak pernah berhenti dengan segala cara untuk menggembosi mereka dari seluruh kebaikan dan ketaatan

2. Ketidakjelasan sasaran dan tujuan
Lupa dasar keberadaan dan penciptaan manusia adalah untuk beribadah, taat, jihad dan dakwah di jalanNYa.

3.Lengket dengan dunia
Terlalu sibuk dan mencurahkan segala tenaga, waktu dan pemikiran untuk urusan dunia.

4. Pemahaman yang salah tentang tarbiyah
Menganggap dengan TZ membuat dirinya terputus dari kehidupan dan manusia, terisolir dari mereka, menyita banyak waktu dan tenaganya dan merasa cukup karena-dengan memuji Allah- ia orang muslim yang menunaikan kewajiban agamanya dan tidak perlu lagi hanyut dalam ketaatan dan ibadah-ibadah lain yang tidak wajib!h

5. Minimnya basis tarbiyah
Jika basis-basis tarbiyah (terutama rumah),kondusif (shalih) dan berpetunjuk dengan petunjuk Allah Taala, maka akan membantu seseorang untuk istiqomah, peduli dengan tarbiyah da tazkiyah(penyucian)dirinya.
6. Langkanya Murabbi (pembina)
Jika murabbi pertama adalah ayah dan murabbi kedua adalah ustadz, maka keduanya pada hari ini telah kehilangan peran tarbiyah yang semestinya.
7. Perasaan akan panjang angan-angan
Merasa umur masih panjang, masih panjang angan-angan

D. SARANA-SARANA TARBIYAH DZATIYAH
1. Muhasabah (evaluasi diri)
”Orang cerdas (berakal) adalah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk akhirat. Dan orang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah”
Panduan Umum :
a.Urgensi muhasabah secara rutin
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah brkata menjelaskan salah satu kiat muhasabah,”Hal yang paling bermanfaat bagi orang ialah ia duduk sesaat ketika hendak tidur. Ia lakukan muhasabah terhadap dirinya pada saat tersebut atas kerugian dan keuntungannya pada hari itu, lalu memperbarui tobatnya dengan nasuhah kepada Allah, lantas tidur dalam keadaan bertaubat dan bertekad tidak akan mengerjakan dosa yang sama jika ia telah bangun. Itu ia kerjakan pada setiap malam. Jika ia meninggal pada malam tersebut, maka ia meninggal dalam keadaan bertaubat. Jika ia bangun, ia bangun dalam keadaan siap beramal dan senang ajalnya ditunda, hingga ia menghadap Tuhannya dan mengerjakan ketertinggallannya”
b.Skala prioritas yang penting
1.Muhasabah kesehatan akidahnya, kebersihan tauhidnya dan kebersihannya dari syirik kecil dan tersembunyi.
2.Muhasabah atas pelaksanaan kewajiban-kewajiban, shalat lima waktu berjamaah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung hubungan kekerabatan, amar ma’ruf nahi munkar
3.Muhasabah tentang sejauh mana dirinya menjauhi hal-hal haram dan kemungkaran.
4.Muhasabah tentang pelaksanaan ibadah-ibadah sunnah dan ketaatan lainnya.
c.Jenis-jenis Muhasabah
1). Muhasabah sebelum berbuat
Adalah sesorang berpikir di awal tekad dan keinginannya serta tidak segera berbuat hingga ia mendapatkan kejelasan bahwa keinginannya harus dikerjakan
2) Muhasabah setelah berbuat
a) Muhasabah atas ketaatan yang ia lalaikan artinya tidak mngerjakan sebagimana mestinya
b) Muhasabah atas perbuatan yang lebuh baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan
c) Muhasabah atas hal-hal mubah dan wajar
d. Muhasabah atas waktu
e. Ingat hisab terbesar
Al-Hasan Al-Basgri Rahimahulllah berkata”Orang mukmin itu pengelola dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya atas ketaatannya kepada Allah. Hisab sebagian orang dipermudah pada hari kiamat, karena mereka memuhasabahi diri mereka di dunia dan sebagian orang dipersulit karena mereka mengerjakan banyak hal tanpa muhasabah

2. Taubat dari segala Dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
4. Mengerjakan amalan-amalan iman
a. mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
b. meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
c. peduli dengan ibadah dzikir
- membaca alquran
- dzikir di berbagai kondisi dan tempat
- dzikir pada waktu pagi dan sore
- Dzikir dengan hitungan-hitungan tertentu

5. Memperhatikan aspek akhlak(Moral)
a. sabar
b. Membersihkan hati dari akhlak tercela
c. Meningkatkan kualitas akhlak
d. Bergaul dengan orang-orang yang berkhlak mulia
e. Memperhatika etika-etika umum
6. Terlibat dalam aktivitas Dakwah
a. Merasakan kewajiban dakwah (Yusuf;108)
b. Menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah
c. Terus menerus dan tidak berhenti di tengan jalan
d. Pintu-pintu dakwah itu banyak
e. Kerjasama dengan pihak lain
7. Mujahadah (jihad)
a. Sabar adalah bekal mujahadah
b. Sumber keinginan
c. Bertahap dalam melakukan mujahadah
d. Jadilah orang yang tidak lalai (selalu dalam keadaan terjaga)
e. Siapa yang mengambil manfaat dari mujahadah?
f. Berdoa dengan jujur epada Allah Taala

D. BUAH TARBIYAH DZATIYAH

1. Mendapatkan keridhaan Allah dan SurgaNya (Ghafir;40, Kahfi;107, Thaha;75)
2. Kebahagiaan dan ketentraman (An-Nahl;97, Thaha;124)
3. Dicintai dan diterima Allah (Maryam;96)
4. Sukses
5. Terjaga dari keburukan dan hal-hal yang tidak mengenakkan (Al-Hajj;38)
6. Keberkahan di Waktu dan harta
7. Sabar atas penderitaan dan semua kondisi (Al-Baqarah;155)
8. Jiwa merasa aman (Al-Ahqaf;13, Al-Fath;4)

Tujuh Amal Sang Hamba

Tujuh Amal Sang Hamba (Taujih & Tadzkirah)
Tujuh Langit, Tujuh Malaikat Penjaga, dan Tujuh Amal Sang Hamba

bengkelrohani.com - Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma'dan, mereka berkata kepada Mu'adz bin Jabal, "Mohon ceritakan kepada kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena sangat kerasnya hadits tersebut dan sangat halus serta dalamnya makna ungkapannya. Hadits manakah yang engkau anggap sebagai hadits terpenting?"Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan aku ceritakan..." Tiba-tiba Mu'adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian berkata, "Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali aku bersua kembali dengan beliau...".

Kemudian Mu'adz melanjutkan:Suatu hari ketika aku menghadap Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah ke langit dan bersabda, "Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia kehendaki. Wahai Mu'adz....!Labbaik, wahai penghulu para rasul....!Akan aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik, maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla....!Wahai Mu'adz...Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi.

Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan dari tiap tingkatan langitnya.Suatu hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa'I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya. Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya.Namun tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah... Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia -membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya, dia tidak suka mendengarnya- untuk dapat melewati pintu langit pertama ini....!!"

Kemudian keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua. Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, "Berhenti kalian...! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi belaka ('aradla d-dunya).Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju langit berikutnya!" Mendengar itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.
Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka...."

Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat, haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langitpertama dan sampai ke pintu langit keempat. Namun malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah pemiliknya..! Aku adalah malaikat penjaga sifat 'ujub (takjub akan keadaan jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan unsur 'ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah. Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari.Namun sesampainya di pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu, "Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit berikutnya...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, 'Saya adalah pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalansi hamba tersebut ke wajah pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia. Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju langit berikutnya...!'Naiklah malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara' (berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya. Malaikat itu berkata, 'Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum'ah (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal iniberbuat sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya. Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta'ala secara ikhlas, maka dia telah berbuat riya', dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan seseorang yang diiringi dengan riya' tersebut....!'

Dan malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam diri, berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta'ala.Namun tanpa disangka Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar..... Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!

Mendengar itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu pengiringnya, 'Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami. Dan berkatalah seluruh petala langit, 'Laknat Allah baginya dan laknat mereka yang melaknat buat sang hamba itu..!

Mendengar penuturan Rasulullah Saw. sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu'adz Rahimahullah, dengan isak tangisnya yang cukup keras...Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan lirihnya, "Wahai Rasulullah......Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa yang telah engkau ceritakan tadi...??"Rasulullah bersabda, "Oleh karena itu wahai Mu'adz.....Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan...".Dengan suara yang bergetar Mu'adz berkata, "Engkau adalah Rasul Allah, dan aku hanyalah seorang Mu'adz bin Jabal....Bagaimana aku bisa selamat dan lolos dari itu semua...??"

Nabi yang suci bersabda, "Baiklah wahai Mu'adz, apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta'ala, "Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya..." (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang........

Mendengar penuturan Nabi sedemikian itu, Mu'adz kembali bertanya dengan suaranya yang semakin lirih, "Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu melakukan itu semua....??""
Wahai Mu'adz...! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala penjelasannya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.... Oleh karena itu cukuplah bagimu mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya.....!!"

Khalid bin Ma'dan kemudian berkata bahwa Mu'adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta menjaganya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis pertemuannya.
Al-Ghazali Rahimahullah kemudian berkata, "Setelah kalian mendengar hadits yang sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas pertolongan dan rahmat Allah Ta'ala semata.Dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di lautan ini kecuali dengan hadirnya hidayah, taufiq serta inayah-Nya semata. Bangunlah kalian dari lengahnya orang-orang yang lengah. Urusan ini harus benar-benar diperhatikan oleh kalian. Lawanlah hawa nafsumu dalam tanjakan yang menakutkan ini. Mudah-mudahan kalian tidak akan celaka bersama orang-orang yang celaka. Dan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala, kapan saja dan dalam kadaan bagaimanapun. Dialah yang Maha Menolong dengan sebaik-baiknya...Wa laa haula wa laa quwwata illa billaah...

Minggu, 13 Juni 2010

Tips Berbicara Pada Buah Hati


Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita. Dan bukan hal yang mudah bagi kita untuk mendidik mereka. Menjadikannya anak-anak yang sholeh dan sholehah yang bisa menjadi penyejuk bagi keluarga dan umat.Oleh karena itu, sisi komunikasi antara orang tua dan anak harus benar-benar dibangun sejak dini,agar kita bisa menjadi tempat "curhat" pertama mereka dalam menjalani kehidupannya.

Berkomunikasi dengan buah hati, merupakan pekerjaan yang susah-susah gampang. Agar tidak salah dalam mengungkapan kata-kata kepada anak, ikuti lima panduan ringan berbicara kepada anak berikut ini.

Anda pasti akan terkejut jika mengetahui seberapa besar kekuatan yang Anda gunakan dalam berkata-kata. Kata-kata yang Anda pilih ketika berbicara atau menegur anak-anak dapat berdampak besar terhadap mereka, sekalipun Anda pikir mereka tidak mendengarnya.
Cara Anda mengungkapkan kalimat permintaan, merespon, atau memberi pujian, dapat mengilhami mereka untuk bisa lebih bekerja sama dan percaya diri, atau justru meninggalkan kesan buruk dan sakit hati pada diri mereka.

Chick Moorman, seorang guru dari Merill, Michigan, Amerika Serikat, dan ayah dari empat orang anak, memberi beberapa saran mengenai keterampilan berbicara bagi para orangtua terhadap anak-anak, di beberapa seminarnya di berbagai negara.

Di dalam pendahuluan bukunya yang berjudul Parent Talk: How to talk to Children in Language That Builds Self-Esteem and Encourages Responsibility, Chick mengatakan, hal-hal yang dapat merusak suasana antara orangtua dan anak sering kali berawal dari kata-kata yang meluncur dari mulut orangtua. "Namun beberapa kalimat juga dapat membantu Anda (orangtua) untuk semakin mendekatkan hubungannya dengan anak."

Di bawah ini ada beberapa kalimat kunci yang dapat diingat, digunakan, atau justru sebaiknya Anda abaikan saja.

5 Hal baik yang sebaiknya Anda katakan:
1. "Buatlah pilihan, Sayang."
Kalimat ini dapat digunakan saat Anda meminta anak untuk melakukan atau menghentikan tindakan tertentu. Dengan begitu, dia akan dengan segera melakukan apa yang Anda minta dengan rasa tanggungjawab penuh. Misalnya, saat anak sedang bermain dengan teman-temannya di rumah, katakan, "Sayang, jangan ribut ya, mainnya!" atau "Pindah main di luar saja ya!"

Jika dalam waktu lima menit mereka masih tetap main di dalam dan ribut, Anda dapat melanjutkan menegurnya dengan, "Mama pikir kamu lebih suka main di luar, deh, Sayang." Ungkapan-ungkapan ini tak hanya mengajarkan anak mengenai sebab dan akibat dari suatu kasus, misalnya menimbulkan keributan. Namun, ungkapan ini juga dapat menghindarkan Anda dari tindakan kekerasan terhadap anak. Sehingga, anak dapat segera mengerti akan konsekuensi yang harus diambilnya.

2. "Mama sayang kamu, tapi mama tidak suka sikapmu."
Jika Anda ingin menerapkan disiplin kepada anak, Anda perlu untuk membedakan antara perbuatan dan pelaku yang berbuat. Sehingga dia dapat mengerti, Anda tidak menyukai tingkah lakunya yang buruk dan bukan berarti Anda membuat tuduhan jika dirinyalah yang buruk.

Katakan pada anak, Anda sangat sayang padanya tanpa harus meninggalkan penerapan kedisiplinan padanya. Ungkapan sayang akan membuat Anda tetap tenang tanpa perlu membentaknya, sehingga Anda tak perlu memberinya hukuman.

3. "Janji sama Mama ya."
Jika anak melakukan sesuatu yang mengganggu ketenangan Anda, misalnya saat makan dia selalu bercakap-cakap atau mengacak-acak isi piringnya, tanyakan langsung, kenapa selalu bercakap-cakap saat makan. Buatlah kesepakatan dengannya untuk bercakap-cakap sebelum atau sesudah makan saja, agar dia mau melahap makanannya tanpa mengacak-acaknya lagi. Berikan alasan yang masuk akal, jelas, dan sederhana mengapa Anda tidak setuju dengan tingkahnya itu.

4. "Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"
Jika sedang kesal, biasanya anak-anak sering mengatakan sesuatu dengan keras dan sekenanya, bahkan terkadang kasar. Misalnya, saat bertengkar dengan teman sebayanya. Pada kondisi ini, Anda dapat membantunya dengan menggali lebih dalam dan bertanya, kenapa dia sampai sebegitu marah dan kesal kepada temannya. Bertanyalah dengan lembut padanya, seperti, "Apakah temanmu mengatakan sesuatu yang mengganggu?" Bicaralah dari hati ke hati. Dengan demikian, dia akan lebih tenang dan belajar untuk lebih sabar menghadapi teman-temannya.

5. "Setiap orang punya keperluan berbeda."
Jika sekali waktu anak Anda mengatakan dengan keras kata-kata, "Mama enggak adil!", sudah saatnya Anda membuatnya mengerti mengapa setiap orang, meski dalam satu keluarga, tidak bisa mendapatkan hal yang sama. Anda dapat sedikit demi sedikit menjelaskan padanya apa arti kata "adil" padanya. Misalnya, "Kakakmu mendapatkan sesuatu yang memang dibutuhkannya, Sayang." Kalimat ini bisa mengajarkan pada anak agar tidak menjadi manja. Dengan kata lain, jika salah seorang anak membutuhkan sepatu, bukan berarti seluruh anak Anda dibelikan sepatu. Jika salah satu anak Anda batuk, apakah semua anak Anda lantas diberi obat? Tentu tidak, kan.

5 Kalimat yang Perlu Dihindari:
1. "Kamu, kan, sudah gede!"
Anak Anda masih berusia 6 tahun, lalu menangis karena tidak mendapatkan apa yang ia mau atau dia berusia 4 tahun dan tidak mau diam saat duduk. Sebenarnya, mereka bertingkah layaknya anak seusianya dan itu wajar saja. Banyak orangtua menginginkan anaknya bersikap seperti orang dewasa di usianya yang masih tergolong kecil, dengan menuntutnya bersikap selalu manis dan tenang. Pada kenyataannya, perubahan sikap dilalui anak-anak secara bertahap.

Sikap keras kepala, cengeng, rewel, atau banyak permintaan adalah sikap wajar anak yang sedang tumbuh. Dengan sendirinya ia bisa bersikap lebih dewasa sesuai perkembangan usianya. Memang, banyak orangtua kewalahan dengan sikap 'kekanakan' anak mereka. Namun ada baiknya Anda berusaha lebih mengerti diri anak dengan menyatakan, "Mama tahu kamu sangat menginginkan mainan itu, tapi mainan yang lama, kan, masih bagus-bagus Sayang."

2. "Mama cuma bercanda kok!"
Mengungkapkan lelucon kepada anak bisa semakin mendekatkan diri Anda dengannya dan ini merupakan usaha yang cukup baik. Namun, adakalanya beberapa orangtua "menggoda" anaknya dengan mengungkapkan lelucon yang menyinggung perasaannya seperti, "Jangan duduk di kursi itu. Kamu, kan, gendut, nanti patah lho!" Meski kata-kata itu diungkapkan dengan nada bercanda, akan terasa 'menyakitkan', terutama bagi anak yang sedang beranjak remaja. Sebagai orangtua, selayaknya memberikan dukungan dan kasih sayang padanya dengan cara yang lebih dewasa. Tidak perlu memaksa diri untuk lucu di depan anak-anak.

3. "Lihat tuh, kakakmu!"
Membandingkan beberapa anak di keluarga akan membuat dirinya merasa tidak berharga dan selalu di-anak tiri-kan. Ungkapan di atas tidak efektif untuk mengubah sikapnya yang buruk agar bisa sebaik kakaknya. Ungkapan ini hanya akan membuatnya rendah diri dan tidak pede. Bahkan, anak Anda akan semakin mengukuhkan dirinya memang berbeda dengan kakaknya, yang dinilai lebih baik itu. Sebagai orangtua, Anda seharusnya bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan anak. Besarkan hatinya jika anak Anda kurang mampu dalam melakukan sesuatu hal.

4. "Mama bilang jangan lari! Ingin jatuh, ya?"
Kesan dari ungkapan ini tampaknya memang Anda sangat perhatian pada anak dan berusaha untuk menjaganya agar tidak jatuh. Namun, makna yang terkandung dalam ungkapan itu seolah-olah Anda benar-benar menginginkan dia jatuh untuk memberinya pelajaran. Sebaliknya, dekati anak dan tegurlah dengan lembut, "Kalau ingin lari, kencangkan dulu tali sepatunya, Sayang, supaya enggak terjatuh." Semakin Anda 'meradang', semakin dia ingin menunjukkan dirinya tak akan terjatuh meski berlari kencang.

5. "Kamu dengar Mama tidak?"
Kata-kata yang sering diucapkan dengan bentakan ini mengandung tuhuhan terselubung terhadap diri anak Anda. Jika anak tampak belum merespon apa yang Anda inginkan, misalnya segera berganti pakaian sepulang sekolah, Anda dapat mengulangi pertanyaan dalam bentuk ungkapan yang lain. "Kamu tidak mau, kan, badanmu bau karena tidak ganti pakaian?" Usahakan agar tidak membentak jika anak belum juga beranjak dari tempatnya sebagai respons permintaan Anda. Cukup beri peringatan, "Mama ulangi sekali lagi ya, Sayang. Kalau kamu tidak juga ganti pakaian, terpaksa tidak boleh main."

Semoga kita bisa orang tua teladan bagi anak-anak kita. amin.

Sumber dari; http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=15738,5 tips berbicara pada buah hati, diakses tanggal 14 Juni 2010.

Rabu, 09 Juni 2010

Kunci dan Pintu Surga



A.Kunci Surga

Surga…betapa setiap manusia merindukannya. Tapi bukan hal yang mudah untuk bisa menjadi penghuninya. Karena tanpa kita tahu kuncinya, kita tidak bisa membuka dan memasukinya.Apa yang menjadi kunci surga itu? Bagaimana kita bisa mendapatkannya?

Kunci surga tentu bukan kunci seperti yang kita bayangkan. Menurut banyak ulama, yang dimaksud dengan kunci surga adalah pernyataan dua kalimat syahadat dari seorang anak manusia. Yang dengan dua kalimat syahadat itu, dia berhak untuk masuk surga.Jadi kunci itu berupa ikrar dan keyakinan di dalam hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan utusan Allah.

Tetapi Tidak cukup bahwa seseorang itu bertuhan, atau mengaku percaya pada tuhan. Atau sekedar mengakui bahwa alam semesta itu punya pencipta. Atau sekedar mengakui adanya Causa Prima, penyebab dari segala.Tidak cukup seseorang hanya bertuhan kepada Allah SWT, sementara dia masih saja menuhankan benda-benda lain seperti kuburan, keramat, orang sakti, keris, arwah nenek moyang dan seterusnya.Inti dari kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah adalah bahwa seseorang tidak mengakui adanya segala macam tuhan dalam arti yang seluas-luasnya, kecuali hanya Allah saja.Yang kedua dari konsep syahadat adalah bahwa seseorang tidak cukup hanya kagum dan memuji seorang Muhammad SAW. Tetapi harus mengakui bahwa Muhammad SAW itu adalah seorang manusia yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dan isi wahyu itu adalah sebuah aturan hidup yang harus dijadikan sebagai the way of life.Tanpa keyakinan atas esensi syahadatain, maka surga tidak bisa dimasuki oleh siapa pun, karena kunci surga adalah syahadatain.

Seperti yang di jelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu Umar ibnul-Khaththab berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang di antara kalian yang setelah berwudhu dengan sempurna lalu membaca Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa Rasuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus rasul utusan-Nya), niscaya dibukakan untuknya kedelapan pintu surga. la bisa masuk dari pintu yang mana pun yang ia inginkan.“. ( HR Muslim).

B.Pintu-Pintu Surga

Di dalam surga juga ada pintu-pintu sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem surat Az-Zumar; 73 yang artinya “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan, sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."(QS. Az-zumar: 73).Sedangkan di dalam hadits shahih Bukhari disebutkan bahwa jumlah pintunya ada 8 buah.Dari Sahal bin Saad ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Di surga ada 8 pintu. salah satunya pintu yang disebut Ar-Rayyan yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa" (HR Bukhari).

Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan An Majah meriwayatkan dari Abdullah bin Abdul Karim, dari Hisyam bin Khalid, dari Khalid bin Yazid bin Abu Malik, dari ayahnya, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Pada malam aku di-israkan, aku melihat tulisan pada sebuah pintu surga, ‘Satu sedekah dibalas sepuluh kali lipat, dan satu piutang dibalas delapan belas kali lipat.’ Aku bertanya kepada Jibril, “Kenapa memberikan utang itu lebih utama daripada bersedekah?” Jibril menjawab, ‘Karena orang yang meminta itu bisa jadi ia sudah punya. Tetapi, orang yang mengajukan utang itu pasti karena sangat membutuhkan”.

Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap orang akan diseru dari pintu-pintu tersebut?” Beliau menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk di antara mereka”.

Pintu surga dibedakan berdasarkan amal kebajikan tiap manusia Masing-masing pintu dikhususkan buat orang-orang yang mengamalkan jenis ketaatan tertentu dengan kualitas yang baik. Tentunya setelah orang itu punya kunci surga dan pahalanya tidak dikurangi dengan banyaknya dosa yang harus ditebusnya.

Ibnul Jauzi meriwayatkan bahwa ke delapan pintu surga yang disediakan bagi hamba-hamba yang takwa ini adalah pintu Shalat, pintu Puasa ( pintu ar-Rayyan ), pintu Zakat dan Sedekah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu Jihad, pintu Silaturahim dan pintu Wudhu.

Namun ada ulama yang berpendapat pintu surga lebih dari 8 bila ditambah dengan pintu tobat atau pintu Muhammad. Pintu yang terkenal dengan sebutan pintu Rahmat ini khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang pandai menahan amarah. Disamping itu ada pula ulama yang berpendapat akan adanya pintu Shalat Dhuha.

C.Derajat Surga

Surga itu punya beberapa derajat, yang paling tinggi adalah surga Firdaus Al-A''la. Posisinya ada di bawah Arsy Ar-Rahman. Dari surga Firdaus itu keluar mengalir sungai-sungai surga besar yang empat, yaitu sungai susu, sungai madu, sungai khamar dan sungai air.Al-Firdaus ini adalah tempat untuk nabi Muhammad SAW nanti, serta orang-orang yang mendapatkan syafaat dari beliau.Derajat yang dibawahnya adalah surga ''Illiyyin, yaitu untuk para nabi dan para syuhada''. Termasuk juga orang-orang yang shabar dari bala'' dan penyakit dan orang-orang yang mencintai di jalan Allah.
Demikian sekilas tentang informasi surga, semoga kita semua bisa menjadi penduduknya nanti, amin.

Referensi,

http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1175660419, Kunci Surga,ustadz Sarwat, diakses 10 Juni 2010

http://www.muhlis-apt.com/pintupintusorga.html , Pintu-pintu Sorga,Muhammad Muhlis, , Apt,Sp.F.R.S, diakses 10 Juni 2010

http://vienmuhadi.com/2009/02/18/mengenal-sedikit-tentang-surga/, Pintu-Pintu Surga Vien AM, diakses 10 Juni 2010

Selasa, 01 Juni 2010

Management Hati

Dalam rangka menata hati, marilah kita ingat kembali ada sebuah nasihat mulia yang diterangkan dalam sebuah hadits; pada suatu ketika datanglah seseorang kepada Ibnu Mas’ud r.a, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasihat. Wahai Ibnu Mas’ud, “ujarnya“ "berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram.Jiwaku gelisah dan pikiran pun serasa kusut, makan tak enak, tidur pun tidak nyenyak.” Mendengar hal itu, Ibnu Mas’ud kemudian menasehatinya “Kalau penyakit seperti itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, kau baca Al Qur’an atau dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya; atau pergilah ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, kemudian berkhalwatlah untuk menyembah-Nya, misalnya di tengah malam buta, ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, memohon ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati kepada-Nya. Seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai itu bukanlah hatimu.

Begitupun dalam sebuah hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:
"Sesungguhnya di dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Jika baik daging itu, baiklah manusia. Jika jahat daging itu jahatlah manusia. Ketahuilah, itulah hati." (Riwayat Bukhari dan muslim) dan lebih tegas lagi dalam Al Quran Allah Berfirman: "Beruntunglah orang yang membersihkan hatinya dan rugilah siapa yang mengotorinya. " (Asy - Syams: 9)"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman ). Dan dia ingat nama tuhannya lalu dia sembahyang." (Al - A'la: 14 - 15)"Pada hari itu, tidak berguna lagi harta anak-anak. Kecuali mereka yang pergi menghadap Allah membawa hati yang selamat." (Asy - Syuara: 88-89).

Dari beberapa firman Allah dan Hadits di atas dapat dipahami bahwa, hati memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai hamba Allah, yang sesungguhnya kalau kita menyadari kita ini tidak berarti apa-apa dihadapan Allah. Kita ini miskin tanpa kekayaan dariNya, kita ini bodoh tanpa ilmu dariNya, kita ini sesat tanpa taufik dan hidayahNya.Oleh karenanya seperti yang disebutkan dalam hadits tadi, benar bahwa dalam diri manusia ada segumpal daging yaitu hati, jika hatinya baik maka baiklah manusia dan jika hatinya jahat maka jahatlah manusia itu.

Permasalahannya adalah bagaimana kita bisa menjaga hati itu supaya tetap dalam “koridor” yang benar dan tepat. Mengatur hati adalah pekerjaan yang sulit. Tapi hati adalah kunci kehidupan manusia. Hati yang ikhlas tercermin dari sikap dan tingkah laku manusia terhadap sesama, tidak ada emosi, iri hati, rasa jengkel, dan amarah, apapun yang dihadapi.

Jikalau hati kita bersih, Insya Allah pikiranpun menjadi semakin jernih ,raut muka akan lebih indah bercahaya tutur kata pun akan jauh terjaga. Jikalau hati semakin bening, pribadipun akan menjadi indah, kebahagiannya benar-benar terasa setiap saat dalam situasi apapun, akhlaq menjadi menawan, orang-orangpun akan merasakan bagai cahaya matahari yang selalu dirindukan kehadirannya yang bisa menumbuhkan bibit-bibit menyegarkan yang layu.

Hati yang tertata inilah yang membuat hidup kita jauh lebih indah dibanding sehebat apapun kedudukan, harta gelar pangkat dan jabatan yang kita miliki karena memang hidup seseorang tergantung hati nuraninya, manajemen qolbu akan menata hati nurani kita, sekecil apapun potensi, akan bangkit menjadi suatu yang optimal hasilnya baik untuk dunia maupun akherat dan sebesar apapun potensi buruk, akan kita tahan dan kita tekan sehinga tidak muncul keburukan yang akan membuat kita terhina nista rugi dunia dan akherat.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menata hati kita agar senantiasa terjaga :
1.Muhasabah (introspeksi dan koreksi diri ) (QS 45:23)
2.Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan ambisi
"Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang yaitu orang yg diberi harta oleh Alloh kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yg benar dan orang yg diberi hikmah oleh Alloh kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya". (HR. Bukhari)
3.Menjauhkan diri dari sifat amarah dan keras hati ( padamkan dengan wudhu) (QS 3:133-134, 7:201)
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin : Iblis pernah berkata: "Jika manusia keras hati maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yg membalik bola."
4.Menumbuhkan sifat pemaaf (QS 7:199 )
"Bertakwalah kepada Alloh dimana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut dan pergaulilah manusia dengan akhlak yg baik." (HR Hakim & At Tirmidzi)
5.Husnudzan (QS 49:12)
6.Menumbuhkan sikap ikhlas (QS 98:5)
7.Senantiasa bersabar ketika diuji dengan musibah dan selalu bersyukur atas semua anugrahNya.QS.14;7

Tidak ada kata terlambat untuk kita terus menata hati, mengutip pepatah Aa Gym yaitu 3M, mulailah dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang.Terus mencoba berdamai dengan hati untuk menata hidup yang lebih indah, di dunia dan akhirat kelak.amin.

REFERENSI
Judul : Manajemen hati.
Alamat : http://my.opera.com/Hendrinuzwar/blog/show.dml/4673481
Penulis : Hendri Nuzwar
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul : Manajemen Hati
Alamat : http://melatisidhi.blogspot.com/2004/09/manajemen-hati.html
Penulis : Hardiyanto Sidhi
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul : Managemen Qolbu
Alamat : http://tiwiexs.tripod.com/id6.html
Penulis : Mikha
Tanggal Akses : 1 Juni 2010

Judul :Manajemen Sakit Hati
Alamat : http://aslamiyah.cybermq.com/post/detail/852/manajemen-sakit-hati
Penulis : Aslamiyah
Tanggal akses : 1 Juni 2010

Senin, 31 Mei 2010

MENGENANG SOSOK ALM.IBU HASRI AINUN HABIBIE

Suatu hari saya menerima puisi yang dibroadcast di BBM dari seorang teman tentang puisi Habibie untuk istri tercintanya ibu Ainun, yang isinya sebagai berikut:”Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada di akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak ditempatnya, dan tubuhku terasa kosong melompong, hilang isi. Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tetapi rasanya terlalu sebentar kau disini.Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik, mana mungkin aku setia padahal kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini. Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan bidadari surgaku...”.

Terlepas dari benar tidaknya puisi diatas ditulis oleh Habibi atau bukan, tapi satu hal yang sangat membuat saya terharu dan tak kuasa menitikkan air mata adalah sebegitu besarnya cinta Habibi kepada istrinya sehingga beliau begitu setianya mendampingi istrinya sampai saat terakhirnya. Hal inilah yang membuat saya ingin lebih mengetahui siapakah ibu Hasri Ainun Habibie? Kenapa beliau dibanggakan oleh B. J. Habibie? Dari berbagai sumber penelesuran di internet, ternyata apa yang dilakukan oleh Habibie adalah suatu hal sangat wajar. Bahkan jika laki-laki lain yang mempersuntingnya, maka pasti mereka akan melakukan hal yang sama. Ini bukanlah suatu hal yang berlebihan. Setidaknya terlihat dari bagaimana ia melakoni hidup sepanjang sejarahnya. Sejak kecil hingga meninggal dunia, ia adalah seorang perempuan yang nyaris sempurna.

Kehidupan awal


Hasri Ainun Habibie yang memiliki nama asli Hasri Ainun Besari adalah anak keempat dari delapan bersaudara putra dari H.Mohammad Besari, Arti dari nama Hasri Ainun berarti “mata yang indah”. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Agustus 1937. Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan SLTA yang juga di Bandung. Sekolahnya di SLTP bersebelahan dengan sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan saat di SLTA mereka belajar di sekolah yang sama. Hanya saja Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Ainun mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1961.

Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie diterima bekerja di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Di RSCM Ainun bekerja di bagian perawatan anak-anak. Kesan pertama dengan pekerjaan ini secara tidak langsung menjadikan Ainun sangat perhatian pada kondisi anak-anak sepanjang hayatnya. Saat bekerja di sana ia tinggal di sebuah asrama di belakang RSCM, tepatnya di Jalan Kimia, Jakarta. Ia bekerja di rumah sakit tersebut hanya setahun saja, sampai tahun 1962. Setelah menikah dengan Habibie pada tahun 1962 itu juga, ia harus meninggalkan pekerjaan sebagai dokter anak lalu ikut dengan suaminya pergi ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikan.

Pernikahan Dengan Habibi


Kisah cinta antara dua anak manusia ini memang sudah terlihat sejak mereka sama-sama sekolah. Rasa cinta tersebut mulai terbesit saat mereka sekolah di SMAK Dago, Kota Bandung. Namun mereka berpisah cukup lama. Setelah lulus SMA, Habibie melanjutkan pendidikannya ke ITB Bandung, namun tidak sempat selesai. Habibie dikirimkan oleh orang tunya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Adalah ibunya yang sangat semangat menyuruhnya belajar ke negeri “Panzeer” tersebut. Ia berangkat dengan biaya dari orang tunya sendiri, dan tidak mendapat beasiswa pemerintah Indonesia, namun pemerintah memberinya izin belajar ke sana. Lalu ia berangkat ke Jerman Barat, untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ia masuk ke Universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman. Tahun 1960 terhitung Habibie tidak pulang ke Indonesia selama tujuh tahun. Ini membuatnya sangat home sick, terutama ia sangat ingin mengunjungi pusara Bapaknya.

Setelah menanti agak lama, akhirnya Habibie punya kesempatan pulang ke Indonesia. Saat Habibie pulang ke Indonesia, ia berkesempatan menziarahi makam bapaknya di Ujung Pandang. Menjelang lebaran ia pulang ke Bandung dan bertamu ke rumah tetangganya yang lama, keluarga Ainun. Saat itu pula Ainun secara kebetulan sedang mengambil cuti dari tempat kerjanya di RSCM dan pulang ke Bandung. Di sanalah cinta lama bersemi kembali setelah sekian lama mereka tidak bersua. Pertemuan mereka berlanjut di Jakarta. Habibie mengikuti Ainun yang kembali ke Jakarta untuk masuk kerja di RSCM. Di Jakarta Habibie tinggal di Jl. Mendut, rumah kakaknya yang tertua.

Sama-sama tinggal di Jakarta membuat cinta mereka semakin bersemi. Mereka saling berjanji untuk sering bertemu dan merindukan satu sama lain. Habibie kerap menjemput Ainun yang bekerja di RSCM. Pada malam hari mereka pacaran dan melewati waktu dengan sangat indah. Sesekali mereka naik becak dengan jok tertutup, meskipun sebenarnya malam tidak diguyur hujan. Dan ketika mereka semakin dekat, Habibie menguatkan hati untuk mejatuhkan pilihannya pada Ainun. Ia melamar Ainun dan mempersunting menjadi istrinya.Ainun disunting oleh BJ Habibie menjadi istrinya pada tanggal 12 Mei 1962. Mereka menghabiskan bulan madu di tiga kota. Kaliurang, Yogyakarta, dilanjutkan ke Bali lalu diakhiri di Ujung Pandang, daerah asal B. J. Habibie.

Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua orang putra; llham Akbar dan Thareq Kemal dan enam orang cucu. Namun demikian dalam penganugerahan gelar Doktor kehormatan kepadanya oleh Universitas Indonesia, Habibie mengatakan kalau ia punya cucu ribuan jumlahnya: “Saya mau garis bawahi. Di usia saya yang 74 tahun ini, anak biologis saya cuma dua. Cucu biologis saya hanya enam. Tetapi anak cucu intelektual saya ribuan jumlahnya.” Tentu saja yang dimaksudkan Habibie adalah mahasiswanya yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Setelah menikah Ainun ikut dengan Habibie yang harus menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jerman. Kehidupan awal di sana dilalui dengan perjuangan yang luar biasa. Setidaknya ia harus bersabar dengan pendapatan yang teramat kecil dari beasiswa Habibie. Namun dengan tekun dan sabar ia tetap menyertai Habibie. Bahkan untuk menghemat ia menjahit sendiri keperluan pakaian bayi yang dikandungnya. Dan disanalah ia mengandung dua putranya, melahirkan dan mebesarkannya.

Pola Pendidikan Terhadap putra-putranya

Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam mebesarkan anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan anak untuk mengembangkan kepribadian mereka sendiri. Ia membebaskan anak-anak untuk berani bertanya tentang hal yang tidak diketahuinya. Dan Ainun akan memberikan jawaban jika ia mampu atau ia akan meminta Habibie jika tidak mampu. Hal ini tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keingintahuan dan kreatifitasnya.Selain itu Ainun juga membiasakan anaknya hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas untuk satu minggu. Dengan demikian si anak memiliki kebebasan untuk memilih jajanan yang mereka sukai., dan mengelola uang mereka sendiri. Anak-anak Ainun tumbuh sebagai anak yang menghargai kesederhanaan itu. Pernah mereka harus bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan harga yang pas sebelum membeli suatu barang.Hal yang juga tidak kalah penting dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka mengemukakan pendapat dengan mengajak mereka berdiskusi di rumah. Menurut Ainun, jika anak-anak berani mengeluarkan pendapat, artinya mereka sedang belajar dalam hidupnya. Dan bagi orang tua, itulah saatnya melaksanakan kewajiban memberikan bekal bagi kehidupan mereka. Dan benar saja, hasil didikan itu menjadikan kedua anak mereka tumbuh sebagai seorang yang luar biasa. Seperti kita tahu bahwa Ilham Habibie menyelesaikan pendidikan di Muenchen dalam ilmu aeronautika dan meraih gelar PdD dengan predikat summa cumlaude, lebih tinggi dari predikat ayahnya. Sementara Thareq Kemal menyelesaikan Diploma Inggeneur di Braunsweig, Jerman.

Menjadi Ibu Negara


Pada 23 Mei 1998 Ainun menjadi menjadi Ibu Negara setelah B. J. Habibie dilantik sebagai presiden Negera Kesatuan Republik Indonesia yang ketiga menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan masyarakat pada awal reformasi. Tidak lama memang, hanya setahun lebih sedikit, selama itu pula Ainun menjadi seorang inspirator untuk sang presiden.

Selama menjadi Ibu negara Ainun menunjukkan dedikasi dan pengabdiannya pada suami dan pada negara sekaligus. Banyak orang yang merasa terkagum-kagum bahkan heran bagaimana Ainun dalam usinya yang tidak lagi muda memiliki energi dan stamina yang seolah tidak pernah habis dalam mengikuti ritme kerja Habibie. Kita tahu tahun 1999 saya menjadi presiden Indonesia dalam keadaan kacau balau. Namun di tengah gemuruh kekacauan ini Ainun mampu menempatkan diri sebagai Ibu Bangsa yang melayani dan mendukung suami seklaigus menjadi “Ibu” untuk 200 juta rakyat Indonesia.

Cinta Sang Suami

“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”(B.J. Habibie)
Berbagai kiprah selama hidup bersama Habibie, membuat Habibie menempatkan Ainun sebagai orang yang sangat dekat di hatinya. Yusran Darmawan pernah melihat sendiri bagaimana wujud perhatian mantan presiden ini pada Istrinya. Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di kantor BPPT Jakarta, Habibie menjadi keynote speaker. Saat datang Habibie ditemani oleh istrinya, Ainun. Setelah selesai memberikan kuliahnya, semua wartawan datang mengerubunginya untuk wawancara. Pada saat itu pula Habibie tidak peduli dan ia nampak mencari-cari di mana Ainun. Ketika seorang wartawan bertanya tentang pendapatnya atas situasi di Timor Leste, Habibie hanya menjawab singkat. “Maafkan, saya sedang mencari di mana mantan pacar saya. Mana Ainun? Saya belum pernah pisah dengan Ainun. Mana Ainun?”

Wujud cinta ini juga terlihat saat Ainun sudah terbaring di rumah sakit. Selama hampir tiga bulan ini Habibie dikabarkan tidak beranjak dari sisi istrinya. Sejak masuk rumah sakit pada tanggal 24 Maret 2010 silam Habibie memberikan perhatian dan menunjukkan cinta kepada ibu dari anak-anaknya itu. Tentu saja ini terjadi karena Habibie dan Ainun telah banyak melewati berbagai perjuangan dalam menempuh hidup ini. Perjuangan tersebut telah memupuk cinta mereka begitu kuat dan terasa takkan terpisahkan. Selama di rumah sakit juga Habibie menuntun istrinya untuk shalat. Dari sebuah sumber saya dapatkan, pada hari sebelum meninggal dunia, Habibie sempat membimbing istrinya shalat subuh, zuhur dan ashar di rumah sakit tersebut.

Kecintaan Habibi terhadap istrinya juga terlihat dalam proses penantian pengurusan administrasi sebelum jenazah diterbangkan ke tanah airpun Habibie masih mendampingi istrinya. Dalam pesawat beliau masih dekat dengan jenazah almarhumah. Saat tiba di tanah air jenazah diturunkan dari pesawat, beliau masih mendampingi peti jenazah tersebut. Dalam beberapa foto yang diabadikan wartawan jelas nampak Habibie dengan peci hitam berjalan dengan memegang peti jenazah istrinya. Bahkan saat jenazah dibawa ke pemakaman dari rumah duka, Habibie tidak mau naik ke mobil yang telah disediakan untuknya. Ia malah memilih masuk ke dalam ambulan dan duduk di sisi peti jenazah istrinya. Mungkin tidak semua masyarakat yang menyaksikan iring-iringan mobil itu tahu kalau mantan menteri, mantan presiden, orang besar yang dikenal tidak hanya di Indonesia itu berada berdua dengan sang istri dalam ambulan menuju pemakaman.

Dalam sebuah sambutan yang diberikan Habibie setelah upacara pemakaman istrinya ia mengungkapkan rasa cinta itu dengan sebuah kalimat puitis nan indah: “12 Mei 1962 kami dinikahkan. Bibit cinta abadi dititipkan di hati kamu dan hati saya, pemiliknya Allah. Cinta yang abadi dan sempurna. Kamu dan saya, sepanjang masa. Nikmatnya dipatri dalam segala-galanya, satu batin dan perasaanya.” Ungkapan ini bukan hanya pemanis bibir. Habibie telah menunjukkan dalam laku dan perbuatannya. Ia mencurahkan seluruh cinta dan hatinya pada sang istri, Ainun Haibie, sampai ia menutup mata.

Kondisi Kesehatan dan Wafatnya


Menurut Yusuf Effendi Habibi (Adik BJ.Habibi), awal sakit Ainun diketahui saat di Jerman. Ainun mengidap kanker usus besar. Dokter rumah sakit di Jerman kemudian melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kanker. "Sekitar 60 persen kanker bisa diangkat. Tapi, 40 persennya masih berkeliaran," jelasnya.Terbang ke Jerman pada Maret lalu, Ainun berencana memeriksa kondisi kesehatannya. Namun, saat diperiksa, dokter langsung menganjurkan rawat inap bagi wanita kelahiran Semarang 11 Agustus 1937 itu. Ainun pun masuk resmi dirawat pada 24 Maret 2010. Demi kesembuhannya, Ainun sempat menjalani sembilan kali operasi. Empat dari operasi tersebut merupakan operasi utama, sedangkan sisanya adalah eksplorasi. Namun, kondisinya tak kunjung membaik.

Hidupnya bahkan hanya ditopang alat bantu. Melihat situasi yang memburuk, keluarga mantan Presiden Baharuddin Jusuf Habibie akhirnya pasrah dan memutuskan untuk melepas semua alat bantu pada pukul 06.00 waktu Jerman atau 12.00 WIB. Ainun pun berpulang setelah melewati masa kritis 1 hari, Pukul 17.05 waktu Jerman, hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010, Nyonya Ainun wafat dalam usia 72 tahun, setelah 45 tahun hidup bersama Habibie. Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2010 kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu juga.. Kepergiannya diiringi keharuan segenap keluarga yang mendampinginya. Demikian pula sang suami, yang merupakan mantan presiden Ke-3 Republik Indonesia Prof Dr Ing Ir Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia dikabarkan tak pernah beranjak selama Ainun dirawat.

Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Selamat Jalan ibu, Semoga segala amal ibadah diterima disisi Allah SWT dan semoga engkau bahagia disisiNya. Amin.


REFERENSI

Judul : Cinta Habibi-Ainun Besar SEkali
Alamat : http://ruangberita.com/cinta-habibie-ainun-besar-sekali/
Penulis : Shinta Dewi
Tanggal akses : 31 Mei 2010

Judul : (Revisi) Biografi “Ibu Bangsa” Hasri Ainun Habibi
Alamat : http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/23/ainun-habibi-inspirator- sang-presiden-sebuah-catatan-yang-belum-selesai/
Penulis : Sehat Ihsan Shadiqi
Tanggal Akses : 31 Mei 2010

Judul : Bacharuddin Jusuf Habibie
Alamat : http://www.answers.com/topic/bacharuddin-jusuf-habibie
Penulis : answer.com
Tanggal akses : 31 Mei 2010

Minggu, 30 Mei 2010

BIODATA (Tugas Mata Kuliah TIK Dalam Pendidikan)

Nama : ANDRIYANI
Pekerjaan : PNS GURU
Instansi : SMAN 1 TENGGARONG (Mengajar Bidang Study Kimia)
Alamat :
Kantor :Jln. Mulawarman No.31 Tenggarong 75514
Rumah :Jln. Bougenville No.29 RT.08 Kel.Sukarame Tenggarong 75514
Telepon :
Kantor : 0541-661137
Rumah : 0541-662321/081346365076

Harapan saya setelah mengikuti mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan adalah bisa memahami dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan dan menyebarluaskan sistem belajar dan pembelajaran dengan menggunakan TIK (berbasis TIK)