Jumat, 29 Oktober 2010

TARBIYAH DZATIYAH

A.DEFINISI

- Adalah sejumlah sarana tarbiyah yang diberikan orang muslim/muslimah untuk membentuk kepribadian islami yang sempurna diseluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial dsb dan naik tinggi ke tingkatan kesempurnaan manusia.
- Dengan kata lain adalah tarbiyah/pembinaan seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.
- Setara dengan tarbiyah jamaiyah (kolektif) atau forum-forum umum.

B.URGENSI

1.Menjaga diri mesti didulukan daripada menjaga orang lain
- Attahrim ayat 6 ; ”Hai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu”
- Arti menjaga diri: a. Mewajibkannya mengerjakan perintah Allah
b. Menjauhi laranganNya
c. Bertaubat dari apa yang dimurkai Allah dan mendatangkan siksa
2. Jika anda tidak mentarbiyah diri anda, siapa yang mentarbiyah anda
- Setelah kita berusia dewasa, siapa yang akan mentarbiyah kita, kalau tidak kita sendiri???
3. Hisab kelak bersifat individual
- Surat Maryam;95 : ” Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”
- Barang siapa mentarbiyah dirinya, insyaAllah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa dengan rahmat Allah Taala.
4. Tarbiyah Dzatiyah lebuh mampu mengadakan perubahan
- Karena manusia lebih tahu akan dirinya dan rahasianya.
5. Tarbiyah Dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqomah
- Perumpamaan tarbiyag dzatiyah adalah seperti pohon yang jika akarnya menancap kuat di bumi, maka pohon tersebut tetap kokoh kendati terkena angin dan badai.
6. Sarana dakwah yang paling kuat
- Sarana untuk menjadi qudwah (panutan) melalui tarbiyah Dzatiyah
7. Cara yang benar untuk memperbaiki realitas yang ada
- Jika dilakukan setiap orang dengan maksimal, syumul(universal) dan seimbang akan menghasilkan individu yang baik----keluarga yang baik----masyarakat dengan sendirinya menjadi baik dan realitas umat menjadi baik secara total sedikit demi sedikit.
8. Karena keistimewaan tarbiyah Dzatiyah
- Mudah diaplikasikan
- sarananya banyak
- ada terus pada orang muslim disetiap waktu, kondisi dan tempat.

C. SEBAB-SEBAB KETIDAKPEDULIAN KEPADA TARBIYAH DZATIYAH
1.Minimnya ilmu
-minimnya pengetahuan tentang keutamaan amal-amal shalih dan pahalanya yang besar.
-Minimnya pengetahuan kepada hasil-hasil positif bagi diri dan kehidupan di dunia dan akhirat dan ketidaktahuan kepada permusuhan setan yang tidak pernah berhenti dengan segala cara untuk menggembosi mereka dari seluruh kebaikan dan ketaatan

2. Ketidakjelasan sasaran dan tujuan
Lupa dasar keberadaan dan penciptaan manusia adalah untuk beribadah, taat, jihad dan dakwah di jalanNYa.

3.Lengket dengan dunia
Terlalu sibuk dan mencurahkan segala tenaga, waktu dan pemikiran untuk urusan dunia.

4. Pemahaman yang salah tentang tarbiyah
Menganggap dengan TZ membuat dirinya terputus dari kehidupan dan manusia, terisolir dari mereka, menyita banyak waktu dan tenaganya dan merasa cukup karena-dengan memuji Allah- ia orang muslim yang menunaikan kewajiban agamanya dan tidak perlu lagi hanyut dalam ketaatan dan ibadah-ibadah lain yang tidak wajib!h

5. Minimnya basis tarbiyah
Jika basis-basis tarbiyah (terutama rumah),kondusif (shalih) dan berpetunjuk dengan petunjuk Allah Taala, maka akan membantu seseorang untuk istiqomah, peduli dengan tarbiyah da tazkiyah(penyucian)dirinya.
6. Langkanya Murabbi (pembina)
Jika murabbi pertama adalah ayah dan murabbi kedua adalah ustadz, maka keduanya pada hari ini telah kehilangan peran tarbiyah yang semestinya.
7. Perasaan akan panjang angan-angan
Merasa umur masih panjang, masih panjang angan-angan

D. SARANA-SARANA TARBIYAH DZATIYAH
1. Muhasabah (evaluasi diri)
”Orang cerdas (berakal) adalah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk akhirat. Dan orang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah”
Panduan Umum :
a.Urgensi muhasabah secara rutin
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah brkata menjelaskan salah satu kiat muhasabah,”Hal yang paling bermanfaat bagi orang ialah ia duduk sesaat ketika hendak tidur. Ia lakukan muhasabah terhadap dirinya pada saat tersebut atas kerugian dan keuntungannya pada hari itu, lalu memperbarui tobatnya dengan nasuhah kepada Allah, lantas tidur dalam keadaan bertaubat dan bertekad tidak akan mengerjakan dosa yang sama jika ia telah bangun. Itu ia kerjakan pada setiap malam. Jika ia meninggal pada malam tersebut, maka ia meninggal dalam keadaan bertaubat. Jika ia bangun, ia bangun dalam keadaan siap beramal dan senang ajalnya ditunda, hingga ia menghadap Tuhannya dan mengerjakan ketertinggallannya”
b.Skala prioritas yang penting
1.Muhasabah kesehatan akidahnya, kebersihan tauhidnya dan kebersihannya dari syirik kecil dan tersembunyi.
2.Muhasabah atas pelaksanaan kewajiban-kewajiban, shalat lima waktu berjamaah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung hubungan kekerabatan, amar ma’ruf nahi munkar
3.Muhasabah tentang sejauh mana dirinya menjauhi hal-hal haram dan kemungkaran.
4.Muhasabah tentang pelaksanaan ibadah-ibadah sunnah dan ketaatan lainnya.
c.Jenis-jenis Muhasabah
1). Muhasabah sebelum berbuat
Adalah sesorang berpikir di awal tekad dan keinginannya serta tidak segera berbuat hingga ia mendapatkan kejelasan bahwa keinginannya harus dikerjakan
2) Muhasabah setelah berbuat
a) Muhasabah atas ketaatan yang ia lalaikan artinya tidak mngerjakan sebagimana mestinya
b) Muhasabah atas perbuatan yang lebuh baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan
c) Muhasabah atas hal-hal mubah dan wajar
d. Muhasabah atas waktu
e. Ingat hisab terbesar
Al-Hasan Al-Basgri Rahimahulllah berkata”Orang mukmin itu pengelola dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya atas ketaatannya kepada Allah. Hisab sebagian orang dipermudah pada hari kiamat, karena mereka memuhasabahi diri mereka di dunia dan sebagian orang dipersulit karena mereka mengerjakan banyak hal tanpa muhasabah

2. Taubat dari segala Dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
4. Mengerjakan amalan-amalan iman
a. mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
b. meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
c. peduli dengan ibadah dzikir
- membaca alquran
- dzikir di berbagai kondisi dan tempat
- dzikir pada waktu pagi dan sore
- Dzikir dengan hitungan-hitungan tertentu

5. Memperhatikan aspek akhlak(Moral)
a. sabar
b. Membersihkan hati dari akhlak tercela
c. Meningkatkan kualitas akhlak
d. Bergaul dengan orang-orang yang berkhlak mulia
e. Memperhatika etika-etika umum
6. Terlibat dalam aktivitas Dakwah
a. Merasakan kewajiban dakwah (Yusuf;108)
b. Menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah
c. Terus menerus dan tidak berhenti di tengan jalan
d. Pintu-pintu dakwah itu banyak
e. Kerjasama dengan pihak lain
7. Mujahadah (jihad)
a. Sabar adalah bekal mujahadah
b. Sumber keinginan
c. Bertahap dalam melakukan mujahadah
d. Jadilah orang yang tidak lalai (selalu dalam keadaan terjaga)
e. Siapa yang mengambil manfaat dari mujahadah?
f. Berdoa dengan jujur epada Allah Taala

D. BUAH TARBIYAH DZATIYAH

1. Mendapatkan keridhaan Allah dan SurgaNya (Ghafir;40, Kahfi;107, Thaha;75)
2. Kebahagiaan dan ketentraman (An-Nahl;97, Thaha;124)
3. Dicintai dan diterima Allah (Maryam;96)
4. Sukses
5. Terjaga dari keburukan dan hal-hal yang tidak mengenakkan (Al-Hajj;38)
6. Keberkahan di Waktu dan harta
7. Sabar atas penderitaan dan semua kondisi (Al-Baqarah;155)
8. Jiwa merasa aman (Al-Ahqaf;13, Al-Fath;4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar